Emang Boleh Seingin Meledak Ini?

23.50

Tapi aku masih belum boleh terpejam. Meski seharusnya aku fokus saja pada tumpukan UAS yang entah kenapa (eh pura-pura nggak tau pula aku ni, wkwk) tak kunjung habis itu, aku ingin sedikit melakukan expressive writing sebentar saja.

Paling tidak agar sedikit lega.

H-4 masuk kampus, tapi aku belum juga libur. Sepertinya kalimat ini adalah yang paling sering ku ucap akhir-akhir ini.

Ah iya, btw aku hanya ingin bercerita, bukan menyerah. Jadi tolong, jangan pernah menyuruhku berhenti, ketika aku sendiri saja yakin dapat menyelesaikan keduanya dengan bantuan Tuhan.

Eh wait,
Seseorang baru saja menyalakan kompor menjelang tengah malam ini. Sepertinya memang benar ya, malam adalah waktu paling rentan untuk segala hal. Waktu rentan kejahatan, waktu rentan kesepian, waktu rentan kelaparan, waktu rentan over sharing, bahkan waktu rentan telat mengumpulkan tugas. 

Tapi tenang, aku mengerjakan tugas bukan karena mengejar deadline tengah malam ini, (wong deadline-ne sudah lewat 3 hari lalu wkwk). Ini aja aku paksa karena “sudah ditagih paksa”

Ya Rabb, tolong mudahkan urusan dosen-dosenku yang begitu sabar dan pengertian itu 🥹

Terus tiba-tiba aku dah makan mie aja ni wkwk. Efek mie bakso mbak-mbak tadi, yang mengganggu kenyamanan perutku, duh!

Sebenarnya ada banyak sekali hal yang ingin ku ceritakan. Perihal kenapa orang-orang pada sibuk ingin pindah ke Mars, tapi akhirnya dapat ku pahami setelah tiba di ibukota. Atau perihal akhir dari sebuah hubungan; bukan hanya tentang bagaimana cara untuk sembuh setelah sekian lama berjuang bersama seseorang, tapi juga bagaimana mengatasi mantan pasangan yang belum bisa menerima kenyataan bahwa kisahnya harus diakhiri. Perihal bagaimana diri ingin menolong seseorang, tapi ternyata diri sendiri juga butuh pertolongan. Dan banyak perihal-perihal lain yang kadang-kadang ingin sekali ku obrolkan dengan seseorang yang berpikiran sama denganku, -anu maaf, sebab sejatinya aku paling membenci perdebatan. Itulah kenapa aku biasanya pura-pura mengalah, tapi kemudian mengungkapkan keluh kesah dan ketidaksetujuan ku pada Abii, hihihi-

Btw obat capek duduk apaan ya?

Jangan bilang jalan kaki mengitari kota yak. Ini terlalu tengah untuk malam.
Seharusnya tidur sih, tapi nanti aku justru merasa bersalah pada Bu Dosen untuk janjiku. Paling tidak ya… aku pura-pura begadang karena muak liat soal.

Dahlah, aku jadi pengen dekor kamar keknya. 
Tapi ga jadi, udah cantik kamar gw soalnya wkwk, ga deng. Main-main doang.
Maklum, pemilik blog yang tak punya pembaca mah gini.
Enak dan bebas mau bacot apa aja.

Persis perihal aku yang bercerita ingin menemukan pemakamanmu, padahal kamu mati saja belum.

Ya begitulah hidup.

Kalau bukan menunggu mati, ya.. menunggu waktu untuk ketemu Tuhan.

Wallahua’lam.


Jakarta, 17 Agustus 2023


Nb: Padahal tadi aku nulisnya masih tanggal 16 lohh wkwkwk

Komentar

Postingan populer dari blog ini

(Lagi-lagi) Tentang Kebaikan Tuhan

Seperti Halnya Kamu

Tolong Tetap Hidup