Life Goes On
Dan sungguh, kematian adalah sebaik-baik pengingat.
Kita yang ditinggalkan bisa saja sedih berlarut-larut meratapi kepergian, tapi yang juga mesti diingat adalah diri sendiri.
Sebab mereka yang telah menemui Tuhannya, sudah selesailah urusannya pada dunia, berhenti pula kesempatannya menambah dosa, (Semoga Allah melindungi kita dari dosa Jariyah, Aamiin ya Rabb). Sementara kita yang masih dibiarkanNya berjalan di muka bumi, seolah lupa dan mengira bahwa kita akan hidup selamanya.
Meski kehidupan akan terus berjalan tanpa peduli siapa yang datang siapa yang pergi. Meski bumi terus berputar pada peredarannya. Meski diri berteriak meminta waktu agar berhenti atau berputar cepat. Dia akan tetap sama.
Waktu itu relatif bukan?
24 jam dalam hitungan, tapi setiap jiwa memiliki hitungannya sendiri. Kala terluka, satu detik saja seolah berabad lamanya. Ketika tengah bersama orang yang dicinta, 1 jam terasa seperti sekejap saja.
Kita hanyalah makhluk tak berdaya yang diberi kesempatan hidup begitu sedikit. Tapi kesombongan entah bagaimana terus menguasai.
Hidup terus berlanjut, tanpa pernah memedulikan diri ini. Kala lelah, beristirahatlah barang sejenak. Kala ingin menyerah, tetap jalani saja. Yakinlah, itu tidak akan lama.
Jadi, jika ditanya apakah engkau bahagia?
Kita bahkan tak bisa memberi jawaban pastinya. Tak ada yang selalu bahagia dalam hidupnya, pun tak ada yang selalu terluka. Bumi terus berputar, begitupun kehidupan. Sebab konteks hidup benar-benar hanya untuk menabung amal untuk bekal setelah kematian.
Hidup terus berjalan, dengan atau pun tanpa persetujuan.
Desember 08, 2021
Kala hujan meliputi seluruh tubuh.
Komentar
Posting Komentar