Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2023

Tentang Rayuan Perempuan Gila-nya Nadin

Gambar
“...Selalu tahu akan ditinggalkan Namun, Demi Tuhan Aku berusaha...” Aku akhirnya kembali memberanikan diri untuk meresapi satu lagi karya Mbak Nadin Amizah; Rayuan Perempuan Gila –Setelah hampir setahun aku menutupnya dengan Menangis Di Jalan Pulang-. Sebuah karya, yang lagi-lagi sarat makna, kaya kosa kata, dengan diksi-diksi indah persis tariannya. Tapi justru mengundang tangis yang dalam. Sekali lagi, kita –anu, maksudku aku-, hanya manusia lemah jika harus kembali diingatkan oleh kepergian hal-hal yang kita cintai.    Betapa manusia fana, hal-hal yang dicintainya tak kalah fana. Tapi masih saja memilih mencintai kefanaan itu, daripada Tuhannya sendiri yang justru abadi. Satu-satunya hal yang bisa dicintai tanpa patah hati.    Akhir-akhir ini aku selalu mengaku ikhlas, padahal keinginan menampar seseorang justru semakin jelas. Mereka bilang tak boleh bermain-main dengan kematian seseorang, tapi aku juga tak mungkin membuatmu hidup lagi, kan? “...Menur...

Aku Ingin Mendengar Kabar Kematianmu

Gambar
Jumat malam, di penghujung Juni; satu-satunya bulan yang tak pernah memiliki rekam atas jejakmu, meski kita telah melewati banyak hari dalam 5 tahun ini. Seandainya ada kesempatan paling tepat untuk menyampaikan ini padamu, mungkin aku akan bersyukur sedemikian rupa. Bukan agar engkau kembali, tapi agar engkau semakin merasakan luka yang telah kau toreh dengan kejam padaku. Maka dari itulah aku menulis ini, dengan harapan ia bisa tiba di tanganmu, meski entah kapan. Sejujurnya meski 424 hari telah berlalu dengan sendu, engkau masih belum juga enyah dari hati. Aku paham sekali bagaimana kekejamanmu menusukku hingga ke inti jantung, tapi di sisa detak sekalipun aku masih ingin mencintaimu. Jika engkau ingin menganggapku bodoh, maka aku sudah lebih dulu mengatakannya pada diriku sendiri. Aku bahkan tak pernah tau apa alasan hati ini hanya memilihmu seorang. Jadi tak usah terlalu repot untuk mencari alasan agar aku pergi, sebab aku tau, mau bagaimanapun aku tak pernah bisa perg...