Tentang Rayuan Perempuan Gila-nya Nadin
“...Selalu tahu akan ditinggalkan Namun, Demi Tuhan Aku berusaha...” Aku akhirnya kembali memberanikan diri untuk meresapi satu lagi karya Mbak Nadin Amizah; Rayuan Perempuan Gila –Setelah hampir setahun aku menutupnya dengan Menangis Di Jalan Pulang-. Sebuah karya, yang lagi-lagi sarat makna, kaya kosa kata, dengan diksi-diksi indah persis tariannya. Tapi justru mengundang tangis yang dalam. Sekali lagi, kita –anu, maksudku aku-, hanya manusia lemah jika harus kembali diingatkan oleh kepergian hal-hal yang kita cintai. Betapa manusia fana, hal-hal yang dicintainya tak kalah fana. Tapi masih saja memilih mencintai kefanaan itu, daripada Tuhannya sendiri yang justru abadi. Satu-satunya hal yang bisa dicintai tanpa patah hati. Akhir-akhir ini aku selalu mengaku ikhlas, padahal keinginan menampar seseorang justru semakin jelas. Mereka bilang tak boleh bermain-main dengan kematian seseorang, tapi aku juga tak mungkin membuatmu hidup lagi, kan? “...Menur...