Kembali
Pada detik yang entah, aku mencoba merangkai kalimat-kalimat itu lagi. Kalimat yang sebelumnya berhasil dilupakan penuh, bahkan tak pernah tiba untuk disampaikan pada siapa pun. Kalimat, yang ku kira takkan pernah ada pembaharuan. Dan Juli yang penuh luka itu, benar-benar memberi kejutan. Malam itu, dua puluh tiga lewat tiga belas. Ketika rasa bersalah sebab lagi-lagi mengundurkan diri dari memberi dekap, akhirnya berhasil memudar. Ketika semua huruf-huruf itu berhasil ku eja dengan benar dengan mempersembahkan nilai terbaik dari semua nilai yang ada. Ketika kamar berhasil terombak sempurna. Dan ketika mood benar-benar membuncah, hingga membuat diri mendadak jatuh cinta pada semua takdirNya. Pada lembar-lembar yang hampir tak pernah ku baca ulang, kecuali sekedar mencari inspirasi untuk memberi asupan pada kerangka puisi. Malam itu, dua puluh tiga lewat tiga belas. Selepas membaca semua bagian dari lembar-lembar itu, dari awal hingga titik paling akhir. Seraya mengg...